Peranan TIK dalam BIDANG SOSIAL
PERANAN TIK DALAM SOSIAL
PERANAN TIK DALAM SOSIAL
A. Peran Teknologi Informasi dalam Bidang Sosial
Telah diramalkan oleh para ahli
jaman dahulu dan diyakini oleh masyarakat saat ini bahwa kemajuan teknologi
dapat berperan sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi
selalu terjadi sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada
gilirannya temuan teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan
dalam aktivitas kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya.
Ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi.
Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial.
Keadaan inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Upaya menciptakan teknologi tepat guna di sektor pertanian, perikanan, dan industri rumahan (home industry) yang berbiaya murah dan dapat diterapkan oleh mereka yang berpendidikan rendah pernah menjadi agenda nasional di berbagai belahan dunia, khususnya di kalangan negara sedang membangun. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular lagi menyusul semakin kompleksnya tatanan sosial serta munculnya produk teknologi menengah yang dapat dibuat secara massal dan berharga murah. Efek substitusi inilah yang mematikan upaya dibangunnya teknologi tepat guna di pedesaan.
Pemanfaatan bersama sumber daya teknologi menjadi solusi yang ditawarkan banyak pihak guna mengatasi keterbatasan daya beli terhadap teknologi. Termasuk dalam konsep ini adalah disediakannya angkutan massa di perkotaan atau dalam bidang layanan informasi adanya Community Access Center (CAP) dalam bentuk Warung Telekomunikasi (Wartel) dan Warung Internet (Warnet). Fakta menunjukkan bahwa anggota masyarakat tidak perlu harus memiliki teknologi untuk dapat menikmati manfaat teknologi. Dengan demikian yang penggunaan bersama sumber daya teknologi ini menjawab pernyataan mendasar, yang menjadi persoalan bukan pada kepemilikan atas teknologi tetapi akses kepada teknologi dan bagaimana masyarakat dapat seoptimal mungkin menggunakan teknologi untuk memperbaiki taraf hidupnya.
Persoalan yang menyertai keinginan ini adalah keterbatasan daya beli, baik untuk mengadakan penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, maupun pembuatan dalam skala produksi tertentu. Pada tataran mikro, dorongan memiliki teknologi yang terdapat pada individu dapat memicu tindakan kriminal atau tidak bertanggung jawab lainnya. Sementara pada tataran agregat, menjadi tugas pemerintah untuk membantu tersedianya teknologi tertentu yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Strategi dan Kebijakan publik diperlukan untuk mengakomodasi persoalan teknologi sebagai ends ini.
Di antara bermacam teknologi, di tengah konteks pergulatan antara kemajuan di bidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh di antara keduanya, TIK menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas keseluruh penjuru dunia karena fasilitasi TIK. Apa saja yang terjadi di berbagai bagian di planet ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan TIK. Semua ini menjadikan TIK sebagai agen perubahan yang mengubah tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia.
Ilmu pengetahuan dasar seperti fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi.
Kondisi mampu dan tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya, yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial.
Keadaan inilah yang kemudian memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat yang bila secara individu tidak mampu memilikinya. Upaya menciptakan teknologi tepat guna di sektor pertanian, perikanan, dan industri rumahan (home industry) yang berbiaya murah dan dapat diterapkan oleh mereka yang berpendidikan rendah pernah menjadi agenda nasional di berbagai belahan dunia, khususnya di kalangan negara sedang membangun. Teknologi tepat guna menjadi tidak popular lagi menyusul semakin kompleksnya tatanan sosial serta munculnya produk teknologi menengah yang dapat dibuat secara massal dan berharga murah. Efek substitusi inilah yang mematikan upaya dibangunnya teknologi tepat guna di pedesaan.
Pemanfaatan bersama sumber daya teknologi menjadi solusi yang ditawarkan banyak pihak guna mengatasi keterbatasan daya beli terhadap teknologi. Termasuk dalam konsep ini adalah disediakannya angkutan massa di perkotaan atau dalam bidang layanan informasi adanya Community Access Center (CAP) dalam bentuk Warung Telekomunikasi (Wartel) dan Warung Internet (Warnet). Fakta menunjukkan bahwa anggota masyarakat tidak perlu harus memiliki teknologi untuk dapat menikmati manfaat teknologi. Dengan demikian yang penggunaan bersama sumber daya teknologi ini menjawab pernyataan mendasar, yang menjadi persoalan bukan pada kepemilikan atas teknologi tetapi akses kepada teknologi dan bagaimana masyarakat dapat seoptimal mungkin menggunakan teknologi untuk memperbaiki taraf hidupnya.
Persoalan yang menyertai keinginan ini adalah keterbatasan daya beli, baik untuk mengadakan penelitian dan pengembangan, pengadaan bahan baku, maupun pembuatan dalam skala produksi tertentu. Pada tataran mikro, dorongan memiliki teknologi yang terdapat pada individu dapat memicu tindakan kriminal atau tidak bertanggung jawab lainnya. Sementara pada tataran agregat, menjadi tugas pemerintah untuk membantu tersedianya teknologi tertentu yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Strategi dan Kebijakan publik diperlukan untuk mengakomodasi persoalan teknologi sebagai ends ini.
Di antara bermacam teknologi, di tengah konteks pergulatan antara kemajuan di bidang sosial dan teknologi serta interaksi saling pengaruh di antara keduanya, TIK menempati peran sentral. Isu globalisasi, semakin cepat meluas keseluruh penjuru dunia karena fasilitasi TIK. Apa saja yang terjadi di berbagai bagian di planet ini menjadi semakin cepat tersebar dan mudah diketahui dengan memanfaatkan TIK. Semua ini menjadikan TIK sebagai agen perubahan yang mengubah tatanan sosial kehidupan manusia di seluruh dunia.
B. Manfaat /Keuntungan dan Kerugian TIK dalam bidang
Sosial
1
Masyarakat dapat
memperoleh informasi tentang perkembangan daerahnya dan belajar
untuk mengembangkan potensi daerahnya sendiri.
2
Masyarakat dapat
melihat berbagai kebutuhan daerah-daerah lain dan kemungkinan besar dapat
memasarkan produk dari daerahnya ke daerah lain tersebut.
3
Jiwa dan semangat
berwirausaha akan terus ada dan semakin tumbuh.
4
Masyarakat
dapat mengembangkan sistem perdagangan mereka
dengan e-commerce.
5
Dengan dibentuknya
tele-medicine, maka masyarakat dapat memperoleh informasi tentang
kesehatan.
6
Kemajuan teknologi
komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan
tempat yang lain.
Kerugian :
1. Dengan semakin pesatnya komunikasi membuat bentuk komunikasi berubah yang
asalnya berupa face to face menjadi tidak. Hal ini dapat menyebabkan
komunikasi menjadi hampa.
2. Seseorang yang terus menerus bergaul dengan komputer akan cenderung menjadi
seseorang yang individualis.
3. Dengan pesatnya teknologi informasi baik di internet maupun media lainnya
membuat peluang masuknya hal-hal yang berbau pornografi, pornoaksi, maupun
kekerasan semakin mudah.
4. Kemajuan TIK juga pasti akan semakin memperparah kesenjangan sosial yang
terjadi di masyarakat antara orang kaya dan orang miskin.
5. Maraknya cyber crime yang terus membayangi seperti carding, ulah
cracker, manipulasi data dan berbagai cyber crime yang lainnya
6. Menurut Paul C Saettler dari California State University, Sacramento, Satu
hal yang pasti, interaksi anak dan komputer yang bersifat satu (orang) menghadap
satu (mesin) mengakibatkan anak menjadi tidak cerdas secara sosial.
C. Dampak Negatif Dan Positif
Dalam hal sosial dan
budaya, TIK memberikan dampak yang tak sedikit, baik dampak positif maupun
negatif. Dampak positif diantaranya adalah:
- Informasi yang ada di masyarakat dapat langsung dipublikasikan dan diterima oleh masyarakat.
Sumber informasi tidak hanya berasal dari satu orang saja. Dalam
masyarakat, semua orang dapat menjadi sumber informasi. Setiap orang dapat
saling bertukar informasi satu sama lain. Informasi itu pun menyebar sampai
kepada seluruh lapisan masyarakat dengan cepat melalui media-media TIK yang
ada.
- Hubungan sosial antar masyarakat dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja.
A berada di kota Samarinda dan B berada di kota Jayapura. Mereka
berkomunikasi melalui ponsel. Mereka saling mengabarkan kondisi satu sama lain
dan saling bertukar cerita. Itulah sedikit gambaran pemafaatan TIK dalam
hubungan interaksi sosial. Walaupun berjauhan dan berada dalam zona waktu yang
berbeda, mereka tetap dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi.
- Sosialisasi kebijakan pemerintah dapat lebih cepat disampaikan kepada masyarakat.
Peraturan pemerintah serta kebijakannya dapat keluar pada waktu yang tidak
dapat diprediksi. Masa berlakunya pun kadang bersifat tentatif. Masyarakat pun
sering dibingungkan oleh masalah ini. Karena keterlambatan info, masyarakat
dirugikan oleh hal ini. Oleh karena itu, publikasi kebijakan serta peraturan
pemerintah memerlukan media TIK, misalnya televisi, radio dan internet. Dengan
begitu, masyarakat dapat dengan mudah dan cepat mengetahui peraturan dan
kebijakan pemerintah yang sudah maupun baru keluar.
- Tumbuhnya sikap percaya diri dan motivasi tinggi.
Masyarakat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan adanya TIK. Hal
ini dibuktikan dari fakta-fakta yang ada di dunia maya, misalnya jejaring
sosial. Mereka berani tampil secara terbuka, baik kepada orang yang dikenalnya
bahkan yang tidak kenal sama sekali. Mereka mengekspos pribadinya dengan
memberikan informasi-informasi yang sedang terjadi, baik itu penting atau
tidak. Mereka berlomba-lomba untuk mendapatkan dan menyampaikan info terkini,
hal ini juga dapat memperlihatkan tingkat kompetensi antar individu pun semakin
besar.
- Adanya “share” budaya antar daerah.
Kebudayaan dimiliki oleh setiap kelompok dari setiap daerah dalam setiap
bangsa. Tidak hanya dengan penampilan atau pertunjukkan saja budaya itu dipublikasikan.
Dengan TIK pun, antar kelompok masyarakat dapat menyampaikan kebudayaan yang
dimiliki oleh masing-masing untuk kemudian dipelajari dan dilestarikan. Tidak
hanya dalam satu Negara, tetapi dapat juga antar Negara.
Dampak negatif
TIK dalam bidang sosial dan budaya adalah sebagai berikut :
- Timbulnya jenis kejahatan baru.
Kejahatan yang timbul antara lain penipuan, pencurian nomor kartu kredit,
pornografi, pengiriman email sampah (spam), pengiriman virus, penyadapan
saluran telepon, memata-matai aktivitas seseorang (spyware), dan mengacaukan
trafik jaringan. Kejahatan-kejahatan ini sulit dideteksi karena dikerjakan
dengan fasilitas TIK, salah satunya internet.
- Maraknya perilaku menyimpang yang terjadi di kalangan masyarakat pada umumnya dan remaja pada khususnya.
Perilaku menyimpang disebabkan oleh merosotnya moral yang ada di
masyarakat. Kurangnya filterisasi akan informasi serta budaya yang diterima
dari TIK menjadi faktor pokok timbulnya permasalahn ini. Hal yang seharusnya
salah justru dibenarkan dan yang benar justru disalahkan. Perilaku yang melawan
norma yang ada di masyarakat pun kian merebak, tak hanya pada kalangan remaja
atau pelajar saja yang memang masih labil, tetapi juga pada masyarakat
“dewasa”.
- Menurunnya tingkat kepercayaan kepada lingkungan sekitar.
Kemudahan akses informasi semakin melemahkan rasa percaya pada orang-orang
sekitar. Banyak orang justru lebih men-”dewa”-kan internet (khususnya) untuk
mencari informasi dibandingkan bertanya langsung pada orang sekitar yang secara
umum mengetahui. Atau bahkan mereka pun kadang sudah sulit sekali percaya pada
polisi lalu lintas untuk menanyakan jalan sekalipun. Rasanya kalau tidak
“googling” tidak afdol.
- Kurangnya ruang privasi.
Hadirnya situs-situs jejaring sosial tidak hanya membantu untuk
menghubungkan Individu yang satu dengan yang lain atau dengan kelompoknya.
Layanan ini memberikan penggunanya kebebasan untuk membuka diri dan
melihat-lihat info serta privasi orang lain. Privasi bukan lagi menjadi barang
mahal.
- Masuknya budaya asing yang kurang baik dan tidak difilter.
Banyak budaya asing, baik penampilan maupun gaya hidup, yang masuk ke
kelompok-kelompok masyarakat. Tidak hanya budaya baik yang ada, tetapi budaya
yang kurang baik pun dapat masuk dan lambat laun apabila tidak difilter secara
dini, budaya tersebut bukannya membangun tapi malah justru menggerogoti budaya
asli yang ada di kelompok tersebut
D.
Contoh
1. Promosi Pariwisata memalui internet
2. Memperkenalkan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat Indonesia dan
masyarakat luar negeri.
Menciptakan lapangan
pekerjaan.
Komentar
Posting Komentar